kumpulan puisi dari 5 sastrawan terkenal indonesia


Puisi cinta dari 5 sastrawan terkenal indonesia
1. CHAIRIL ANWAR


                                                         (by.wikipedia)


"SAJAK PUTIH"

      bersandar pada tari warna pelangi
      kau depanku bertudung sutra senja
     di hitam matamu kembang mawar dan melati

          harum rambutmu mengalun bergelut senda
          sepi menyanyi, malam dalam men doa tiba
          meriak muka air kolam jiwa

               dan dalam dadaku memerdu lagu
               menarik menari seluruh aku
               hidup dari hidupku, pintu terbuka

     selama matamu bagiku menengadah
     selama kau darah mengalir dari luka
     antara kita mati datang tidak membelah


"Hampa"
kepada sri yang selalu sangsi
sepi diluar, sepi yang mendesak-desak
lurus kaku pohonan, tak bergerak
sampai kepuncak
sepi memangut
tak suatu kuasa berani melepaskan diri
segera menanti, menanti-menanti
sepi
dan ini menanti penghabisan mencekik
memberat mencekung punda
udara bertuba
rontok gugur segala, setan bertampik
ini sepi terus ada menanti, menanti


"Senja dipelabuhan kecil"
Buat sri ajati
ini kali tidak ada yang mencari cinta
diantara gedung, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali kapal, perahu tiada yang melaut
menghembus dari dalam mempercayamau berpaut

gerimis mempercepat kelam, ada juga kelepak elang
menyinggih muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. tiada bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak

tiada lagi, aku sendiri, berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba diujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terkedap. (1946)



2. SAPARDI DJOKO DAMONO

      (by.contohpantunpuisicerpen.blogspot.co.id)


"Aku ingin"
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada


"Hujan bulan juni"
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pophon bunga itu

Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu dijalan itu

Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu.


3. JOKO PINURBO

          (by.twitter.com.puisi/jokpin)


"Surat batu"
Maaf, baru sekarang aku membalas surat
yang kamu kirim tujuh tahun yang lalu

waktu itu kamu memintaku merawat
sebuah batu besar dihalaman rumahmu
sebelum nanti kamu pahat jadi patung
patung itu kamu ambil dari sungai ditengah hutan

aku suka duduk membaca dan melamun
ditas batumu dan bisa merasakan denyutnya
kadang mimpiku tertinggal diatas batumu
dan mungkin terserap didalam rahimnya

hujan sangat mencintai,
dan cinta hujan lebih besar dari cintamu
aku senang melihat batumu megap-megap dicumbu hujanku

akhirnya batumu hamil
dari rahim batumu lahir air mancur kecil yang menggemaskan
air mancur itu sekarang sudah besar
sudah bisa berbincang-bincang dengan hujan

maaf, jangan ganggu air mancurku
bahkan batumu mungkin sudah tak mengenalmu


"Pacar kecilku"
pacar kecilku bangun disubuh hari
ketika azan datang membangunkan mimpi.
pacar kecilku berlari kehalaman,
menadah hujan dengan botol mainan
menyimpannya dikulkas sepanjang hari
dan malamnya ia lihat dibotol itu
gumpalan cahaya warna-warni

pacar kecilku lelap tidurnya, botol pelangi dalam dekapannya
ketika bangun ia bekata,"tadi kau kemana?
aku mencarimu di rerimbunan taman bunga"
aku terdiam, sepanjang malam aku hanya menjaga
disamping tidurnya agar dapat melihat bagaimana azan
pelan-pelan membuka matanya

 peri kecilku tak akan mengerti, pelangi dalam botol cintanya
bakal berganti dengan kuntum-kuntum mawar melati
yang akan ditaburkan diatas jasadku , nanti.


"Kau adalah mata, aku airmatamu." (Joko pinurbo, 2003)



4. SUTARDJI CALZOUM BACHRI

                    (by.facebook.com/satupenakkatulistiwa)


"Mantra" (1995)
Lima percik mawar
tujuh sayap merpati
sesayat langit perih
dicabik puncak gunung
sebelas duri sepi
dalam dupa rupa
tiga menyan luka
mengasapi duka
puaah!!
kau jadi kau!!
kekasihku..


"Tapi"
Aku bawakan bunga kepadamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
wah!!



5. WS. RENDRA

                                        (by.wikipedia)

" Nina bobok bagi pengantin"
Awan bergoyang, pohonan bergoyang
antara pohonan bergoyang malaikat membayang
dari jauh bunyi lonceng loyang
sepi, syahdu, rindu
candu rindu, gairah kelabu
rebahlah sayang, rebahkan wajahmu ke dadaku
langit lembayung, pucuk-pucuk daun lembayung
antara daunan lembayung bergantung hati yang ruyung
dalam hawa bergulung mantera dan tenung
mimpi remaja, bulan kenangan
duka cinta, duka berkilauan
rebahlah sayang, rebahkan mimpimu ke dadaku
bumi berangkat tidur
duka berangkat hancur
aku tampung kaudalam pelukan tangan rindu
sepi dan tidur, tidur dan sepi
sepi tanpa mati, tidur tanpa mati
rebahlah sayang, rebahkan dukamu ke dadaku.


"Pamflet cinta"
Ma, nyamperin matahari dari satu sisi
memandang wajahmu dari segenap jurusan
aku menyaksikan zaman berjalan kalang-kabutan
aku melihat waktu melaju melanda masyarakatku
aku merindui wajahmu

dan aku melihat wajah-wajah berdarah para mahasiswa
kampus telah diserbu mobil berlapis baja
kata-kata telah dilawan dengan senjata
aku muak dengan gaya keamanan semacam ini
kenapa keamanan justru menciptakan ketakutan dan ketegangan
sumber keamanan seharusnya hukum dan akal sehat
keamanan yang berdasarkan senjata dan kekuasaan adalah penindasan
suatu malam aku mandi dilautan
sepi menjadi kaca
bunga-bungaan yang ajaib bertebaran dilangit
aku inginkan kamu, tetapi kamu tidak ada
sepi menjadi kaca
apa yang bisa dilakukan oleh penyair
bila setiap kata telah dilawan dengan kekuasaan
udara penuh rasa curiga
tegur sapa tanpa jaminan
air lautan berkilat-kilat
suara lautan adalah suara kesepian
dan lalu muncul wajahmu
kamu menjadi makna
makna menjadi harapan
...sebenarnya apakah harapan?
harapan adalah karena aku telah membelai rambutmu
harapan adalah karena aku tetap menulis sajak
harapan adalah karena aku akan melakukan sesuatu
aku tertawa, ma!!
angin menyapu rambutku
aku terkenang kepada apa yang telah terjadi
sepuluh tahun aku bejalan tanpa tidur
punggungku karatan aku seret dari warung kewarung
perutku sobek dijalan raya yang lenggang..
tidak..!! aku tidak sedih dan kesepian
aku menulis sajak di bordes kereta api
aku bertualang didalam udara yang berdebu
dengan berteman anjing-anjing geladak dan kucing-kucing liar
aku bernyanyi menikmati hidup yang kelabu
lalu muncullah kamu
nongol dari perut matahari bunting
jam dua belas seperempat siang
aku terkesima
aku disergap kejadian tak terduga
rahmatku turun bagai hujan
membuatku segar
tapi juga menggigil bertanya-tanya
aku jadi bego, ma!!
yaaaaahhh, ma, mencintai kamu adalah bahagia dan sedih
bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku
dan sedih karena kita sering terpisah
ketegangan menjadi pupuk cinta kita
tetapi bekankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih?
bahagia karen nafas mengalir dan jantung berdetak
sedih karena fikiran diliputi bayang-bayang
adapun harapan adalah penghayatan akan ketegangan
ma, nyamperin matahari dari satu sisi
memandang wajahmu dari segenap jurusan

Iklan Atas Artikel

Iklan

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel