10 puisi karya Chairil Anwar yang sudah sangat terkenal dan melegenda di dunia sastra Indonesia.
Thursday, February 1, 2018
Edit
CHAIRIL ANWAR
Tahukah kamu, siapakah Chairil Anwar?,mungkin nama itu sudah tidak asing lagi bagi kita, nama itu sering kita dengar saat pelajaran bahasa indonesia saat di sekolah. nah.' dalam blog ini saya akan sedikit membahas tentang siapakah chairil anwar dan memaparkan beberapa puisi hasil karya beliau yang sudah sangat melegenda.
Tahukah kamu, siapakah Chairil Anwar?,mungkin nama itu sudah tidak asing lagi bagi kita, nama itu sering kita dengar saat pelajaran bahasa indonesia saat di sekolah. nah.' dalam blog ini saya akan sedikit membahas tentang siapakah chairil anwar dan memaparkan beberapa puisi hasil karya beliau yang sudah sangat melegenda.
Chairil Anwar adalah salah seorang penyair terkemuka indonesia yang diperkirakan hasil karyanya mencapai 96 karya termasuk 70 puisi bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H. B. Jassin sebagai pelopor angkatan 45 sekaligus pelopor puisi modern indonesia(baru).
Chairil Anwar lahir di medan Sumatra Utara pada tanggal 26 juli 1922, ia dibesarkan di Medan sebelum pindah ke batavia yang sekarang dikenal dengan jakarta, ia mulai mengenyam pendidikan di Hollandsch Inlandsche School (HIS), yaitu setara sekolah dasar untuk orang-orang priumi pada masa penjajahan belanda. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs(MULO). Beliau mulai dikenal dalam dunia sastra sejak kemunculan puisinya yang bejudul nisan pada tahun 1942, puisi-puisi yang ditulisnya kebanyakan merujuk pada kematian.
Vitalitas puitis Chairil Anwar tidak di imbangi dengan kondisi fisik yang kian melemah, dan pada tanggal 28 April 1949 Chairil Anwar menghembuskan nafas terakhirnya. Penyebab kematiannya tidak diketahui pasti, menurut dugaan, beliau meninggal lebih karena penyakit TBC yang diidapnya. dan ia dimakamkan sehari kemudian di taman pemakaman umum karet bivak jakarta.
Kini Chairil Anwar pun telah tiada, namun karya karya syair puisinya masih dikenang hingga sekarang dan sebagian puisinya masih kita terdengar hingga sekarang, Dan dalam blog ini saya akan memaparkan 10 puisi hasil karya Chairil Anwar yang sangat melegenda :
Baca Juga : Puisi Kemerdekaan : Mengenang kemerdekaan melalui puisi
Baca Juga : Puisi Kemerdekaan : Mengenang kemerdekaan melalui puisi
1. "KRAWANG-BEKASI"
Kami yang kini terbaring antara krawang-bekasi
tidak bisa teriak"merdeka" dan angkat senjata lagi
tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
terbayang kami maju dan mendengap hati?
Kami bicara kepadamu dalam hening
jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
kami mati muda, yang tinggal tulang diliputi debu
kenang, kenanglah kami..!
kami sudah coba yang kami bisa
tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
kami cuma tulang-tulang berserakan
tapi adalah kepunyaanmu
kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa
kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
kaulah sekarang yang berkata
kami bicara padamu dalam hening dimalam sepi
jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
kenang, kenanglah kami
teruskan, teruskan jiwa kami
menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
berikan kami arti
berjagalah terus digaris batas pernyataan dan mimpi
kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
beribu kami berbaring antara Krawang-Bekasi
2. "AKU"
kalau sampai waktuku
aku mau tak seorang kan merayu
tidak juga kau
tak perlu sedan itu
aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
biar peluru menembus kulitku
aku tetap meradang menerjang
luka dan bisa kubawa berlari
berlari
hingga hilang pedih perih
dan aku akan lebih tidak peduli
aku mau hidup seribu tahun lagi
3. "KEPADA KAWAN"
sebelum ajal mendekat dan menghianat
mencengkam dari belakang ketika kita tidak melihat
selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa
belum bertugas kecewa dan getar belum ada
tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam
layar merah berkibar hilang dalam kelam
kawan, mari kita putuskan kita disini
ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri
Jadi
isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan
tembus jelajah dunia ini dan balikkan
peluk kecup perempuan, tinggalkan kata merayu
pilih kuda yang paling liar, pacu laju
jangan tembatkan pada siang dan malam
Dan
hancurkan lagi apa yang kau perbuat
hilang sonder pusaka, sonder kerabat
tidak minta ampun atas segala dosa
tidak memberi pamit siapa saja
Jadi
mari kita putuskan sekali lagi
ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi
sekali lagi kawan, sebaris lagi
tikamkan pedangmu hingga ke hulu
pada siapa yang mengairi kemurnian madu.
4. "YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS"
kelam dan angin lalu mempesiang diriku
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin
di karet, di karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru angin
tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
aku berbenah dalam kamar,
dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang.
5. "DOA"
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
dalam termangu
aku masih menyebut namamu
biar susah sungguh
mengingat kau penuh seluruh
cahayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negri asing
Tuhanku
di pintumu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
6. "PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO"
Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas api mu, digarami lautmu
dari mulai tanggal 17 agustus 1945
aku melangkah kedepan berada rapat disisimu
aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno! kau dan aku satu zat satu urat
di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
diuratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak dan berlabuh
7. "RUMAHKU"
rumahku dari unggun timbun sajak
kaca jernih dari luar segala nampak
kulari dari gedong lebar halaman
aku tersesat tak dapat jalan
kemah kudirikan ketika senjakala
di pagi terbang entah kemana
rumahku dari unggun timbun sajak
disini aku berbini dan beranak
rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
aku tidak lagi meraih petang
biar berleleran kata manis madu
jika menagih yang satu.
8."SAJAK PUTIH"
bersandar pada tari warna pelangi
kau depanku bertudung sutra senja
di hitam matamu kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun bergelut senda
sepi menyanyi, malam dalam men doa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
menarik menari seluruh aku
hidup dari hidupku, pintu terbuka
selama matamu bagiku menengadah
selama kau darah mengalir dari luka
antara kita mati datang tidak membelah.
9. "CINTAKU JAUH DI PULAU"
cintaku jauh dipulau
gadis manis, sekarang iseng sendiri
perahu melancar, bualan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak kan sampai padanya
di air yang tenang, diangin mendayu
di perasaan penghabisan segala melaju
ajal bertakhta, sambil berkata :
"tujukan perahu kepangkuanku saja"
ambaoi! jalan sudah bertahun kutempuh!
perahu yang bersama kan merapuh
mengapa ajal memanggil dulu
sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?
manisku jauh di pulau
kalau ku mati, dia mati iseng sendiri.
10. "TAK SEPADAN"
kau kira :
beginilah nanti jadinya
kau kawin, beranak dan berbahagia
sedang aku mengembara serupa ahasveros
dikutuk-sumpahi eros
aku merangkaki dinding buta
tak satu juga pintu terbuka
jadi baik juga kita pahami
unggunan api ini
karena kau tidak kan apa-apa
aku terpanggang tinggal rangka